Kekuatan Pikiran, Meditasi Mindfulness Bisa Redakan Nyeri Kronis
KOMPAS.com – Mindfulness meditation atau meditasi mindfulness makin popular beberapa tahun terakhir.
Jenis meditasi ini berarti melibatkan eksplorasi berbagai sensasi yang dihasilkan dan menyadari sepenuhnya momen tersebut tanpa penilaian, seperti setiap tarikan napas.
Meditasi mindfulness bukan hanya memberi ketenangan bagi pelakunya, tapi juga bisa membantu mengatasi nyeri kronis.
Jika Anda berpikir ini karena jenis meditasi ini bekerja dengan “mengalihkan perhatian” atau efek plasebo, itu tidak sepenuhnya benar.
Sebuah studi ilmiah membuktikan efektivitas meditasi mindfulness untuk meredakan nyeri. Riset yang baru-baru ini terbit dalam jurnal Biological Psychiatry tahun 2024 ini menggunakan pemindaian otak untuk menjelaskan manfaat meditasi mindfulness untuk redakan nyeri.
Bagaimana meditasi mindfulness meredakan nyeri?
Penelitian ini, melibatkan 115 peserta yang dibagi menjadi empat kelompok berbeda.
Kelompok pertama adalah yang melakukan meditasi mindfulness. Kelompok kedua diberi krim plasebo.
Kelompok ketiga diminta melakukan meditasi mindfulness “palsu” yang hanya fokus pada perapasan saja. Terakhir, kelompok kontrol yang hanya mendengarkan audiobook.
Hasilnya, kelompok pertama mengalami pengurangan signifikan pada intensitas nyeri disbanding kelompok lainnya.
Tidak hanya itu, meditasi mindfulness juga mengurangi pola aktivitas otak yang terkait dengan rasa sakit dan emosi negatif.
“Pikiran sangatlah kuat, kami masih berupaya untuk memahami bagaimana pikiran bisa dimanfaatkan untuk manajemen rasa sakit,” ungkap Profesor anestesiologi dan peneliti di UC San Diego Sanford Institute for Empathy and Compassion, Fadel Zeidan dikutip dari laman UC San Diego Today, Kamis (5/9/2024).“Dengan memisahkan rasa sakit dari diri sendiri dan melepaskan penilaian evaluative, meditasi mindfulness mampu secara langsung mengubah cara kita meredakan rasa sakit tanpa menggunakan obat-obatan, gratis, dan bisa dilakukan di mana saja,” imbuhnya.
Ini artinya, meski secara fisik rasa sakit masih ada tapi pengalaman emosional dan kognitif terkait nyeri bisa diminimalkan.
Respons otak terhadap meditasi mindfulness dan plasebo
Ya, meditasi mindfulness dan efek plasebo bekerja melalui jalur otak yang berbeda.
Dalam pencitraan otak, meditasi mindfulness secara khusus mengaktifkan area otak yang berhubungan dengan kesadaran diri dan regulasi emosi. Area otak tersebut adalah korteks prefrontal (PFC) dan anterior cingulate cortex (ACC).
Aktivasi di area-area ini membantu mengurangi “penilaian” emosional terhadap rasa sakit. Ini yang membuat rasa nyeri tidak terasa seintensif biasanya??.
Sebaliknya, plasebo cenderung bekerja dengan cara mempengaruhi harapan individu terhadap hasil pengobatan. Efek ini tidak mempengaruhi mekanisme otak yang sama.
Ini menjelaskan mengapa mindfulness lebih efektif daripada plasebo dalam mengurangi rasa nyeri?.
Studi lain
Hasil ini sejalan dengan studi sebelumnya yang terbit tahun 2016 dalam Annals of the New York Academy of Sciences.
Riset sebelumnya ini menemukan bahwa meditasi mindfulness dapat mengurangi persepsi nyeri melalui beberapa mekanisme unik, termasuk modulasi perhatian eksekutif dan perubahan dalam pemrosesan sensorik.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine tahun 2022 juga menemukan hal serupa.
Hasil studi menunjukkan bahwa program meditasi mindfulness selama 8 minggu secara signifikan mengurangi tingkat nyeri dan keparahan gejala pada orang dewasa yang lebih tua (di atas 65 tahun) dengan nyeri punggung bawah kronis.
Ini bisa diartikan bahwa meditasi mindfulness dapat menjadi alternatif yang efektif untuk pengobatan nyeri, terutama bagi mereka yang ingin menghindari efek samping obat-obatan.
Sumber: kompas.com