Reportase
Pertemuan Awal
Penyusunan Roadmap Pengembangan Pariwisata Terintegrasi Berbasis Medical Wellness di Kawasan Guci, 2026-2030
Kamis, 17 April 2025

Diinisiasi dengan Seminar Hybrid : Memanfaatkan Weekdays untuk Hidroterapi dan Hidrowellness dengan Air Geothermal di Guci, Tegal, pada Kamis,14 November 2024, yang menghadirkan beberapa ahli di bidang medik dan wisata memunculkan bahasan tentang potensi geothermal yang dapat dikembangkan sebagai wisata kesehatan. Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal menyambut baik dan berharap pengembangan wisata kesehatan dengan sumber air panas bumi dapat diintegrasikan dan memberikan dampak pada peningkatan ekonomi kerakyatan.
Menindaklanjuti rencana tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal bersama dengan Pusat Studi Pariwisata UGM serta Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK KMK UGM menyusun peta jalan pengembangan pariwisata terintergasi berbasis medical wellness di Kawasan Guci 2026 – 2030. Pertemuan awal memfasilitasi kebutuhan dan tantangan pengembangan dihadiri oleh Bappedalitbang dan dinas terkait Pemerintah Kabupaten Tegal. Dibuka oleh M. Faried Wajdy S.Sos, M.Si., Kepala Bappedalitbang Kabupaten Tegal, menyebutkan perlunya rencana jangka menengah dan panjang untuk mengembangkan wisata kesehatan berbasis geothermal di saat weekdays. Peta jalan dan realisasi kegiatan serta bagaimana rencana-rencana tersebut dapat memacu ekonomi secara jangka panjang di Kabupaten Tegal. Tidak hanya sektor kesehatan, namun salah satunya pertanian. Hasil pertanian dari Kabupaten Tegal dapat dibangkitkan kembali dan diintegrasikan dengan pariwisata, beserta dengan sektor lain. Peta jalan ini akan dimasukkan ke RPJMD 5 tahun ke depan dan membutuhkan peran masing-masing perangkat daerah di kabupaten ini, serta dapat sebagai indikator kinerja yang sudah dikerjakan dan pencapaiannya.
Paparan pemantik diskusi, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D, PKMK FK KMK UGM, menyatakan Guci sebagai salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Tegal yang dapat dikembangkan untuk medical wellness. Paket-paket wisata kesehatan berbasis medical wellness diutamakan dapat dinikmati saat weekdays untuk meningkatkan tingkat hunian dan dapat meningkatkan ekonomi lokal. Disini, perlu peran pemerintah bekerja sama dengan swasta. Quick win 2025 perlu dilakukan dengan indikator yang dapat diukur dan dimonitor.
Selanjutnya, Dr. Destha T. Raharjana, S.Sos., M.Si., Puspar UGM, menggambarkan berbagai peluang pengembangan wellness tourism di Kabupaten Tegal, seperti yoga atau meditasi di dekat glamping dan sungai, menikmati makanan sehat, ataupun piknik di sekitar perkebunan atau pinggir sungai. Disini, perlunya Kabupaten Tegal memiliki badan promosi wisata daerah. Selain Bali, Solo, dan Jogja sebagai 3 mantra wellness Indonesia, Guci mempunyai potensi wellness yang dapat dikembangkan. Kawasan Guci pada 2014 dibanding 2024 menunjukkan pemanfaatan lahan dan ruang yang sudah sangat masif. Perlu dipikirkan masa depan ekosistem Guci dan mitigasi kebencanaan dari berbagai obyek wisata. Motivasi wisatawan ke Guci sangat bervariasi. Dominasi dengan level ekonomi tertentu perlu dipetakan. Salah satu quick win Kemenpar adalah gerakan wisata bersih. Hal ini akan lebih baik apabila Pemerintah Kabupaten Tegal juga dapat mengangkat wisata bersih ini sebagai salah satu quick win.
Perlunya menata lingkungan dengan zona aktivitas yang diatur secara tertib, menerapkan circular waste management, sebaran atraksi, jalur transportasi, angkutan umum, shutle kendaraan di titik-titik tertentu. Kemudian, perlunya kesiapan SDM di destinasi untuk memonitor perilaku wisatawan. Kesemuanya itu, perlu regulasi terkait ekosistem medical wellness di Guci, dari sisi sumber daya, stakeholder, pemasaran, dan insfrastruktur. Beberapa usulan pentahapan dalam peta jalan jangka menengah yaitu studi kelayakan, masterplan dan DED kawasan Guci, dan dilanjutkan dengan pembangunan fisik yang dapat bekerja sama dengan investor swasta untuk jangka panjang.
Berbagai usulan muncul saat sesi diskusi dengan berbagai dinas terkait di Kabupaten Tegal, diantaranya:
- Perlunya perencanaan kawasan makro dan mikro.
- Wisata Kesehatan Jamu Kalibakung sebagai penyedia tanaman obat tradisional dapat sebagai penyangga wisata geothermal berbasis medical wellness.
- Wisata edukasi dengan etalase tanaman obat.
- Membuat terminal penghubung untuk mengantarkan wisatawan dengan kendaraan lebih kecil menuju Guci sehingga dapat mengurangi kemacetan, tidak semua jenis kendaraan memenuhi jalan menuju Guci.
- Kebun kopi di daerah Batu Merah dapat dijadikan salah satu destinasi tambahan sebagai penunjang wisata Guci dan perlu dikemas menarik.
- Kerjasama dengan PERHUTANI untuk pemanfaatan ruang forest healing.
- Wisata kuliner yang menawarkan makanan khas Kabupaten Tegal.
- Wisata batik.
- Berbagai aktivitas wisata, seperti lomba fotografi, menulis di Guci.
- Perlunya diversifikasi produk (atraksi) di berbagai titik di Guci.
- Memperkuat infrastruktur digital.
Berbagai usulan tersebut perlu dipetakan kegiatan mana saja yang masuk kategori jangka pendek, menengah, dan panjang dalam peta jalan. Perlu konsep visi kota yang sehat dengan dukungan wisata kesehatan berbasis medical wellness bekerja sama dengan operator perjalanan wisata untuk menawarkan paket-paket di saat weekdays dan diekspos ke masyarakat luas. (Elisabeth Listyani)
Tags: SDG 17, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, SDG 3, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera