Reportase Talkshow
ProTalk Fitnessverse:
Inovasi Pendidikan Kebugaran: Menjawab Tantangan Industri Wellness
31 Agustus 2024
Wellness dan kebugaran merupakan dua aspek penting yang sangat menentukan kualitas hidup yang optimal. Dalam kehidupan modern yang serba cepat, menjaga kesehatan dan kebugaran seringkali menjadi tantangan. Pola makan yang tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik, dan stres merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Hal tersebut yang melatarbelakangi Fitness Professional Academy dan Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM bekerjasama dengan FKIK Universitas Warmadewa dan PKMK FK-KMK UGM menyelenggarakan ProTalk Fitnessverse : Inovasi Pendidikan Kebugaran: Menjawab Tantangan Industri Wellness, pada Sabtu-Minggu, 31 Agustus – 1 September 2024, di GIK UGM sebagai bagian dari acara Road To “Warmadewa International Conference on Travel Medicine (WICTM): Universal Wellness Summit, Connecting Minds, Elevating Bodies, Nurturing Souls”.
Acara ini menghadirkan berbagai narasumber dan praktisi berkompeten di bidang kebugaran medik dan wellness. Garin Nugroho, Chief Program Office GIK UGM, mengatakan bahwa GIK merupakan pusat super kreatif terbesar di Asia Tenggara untuk mahasiswa dan masyarakat dengan dukungan berbagai fasilitas. Dengan mempersatukan pengetahuan dan budaya, GIK memperluas pengaruhnya ke komunitas dan industri kreatif. Di era kesehatan dan keterampilan, kebugaran fisik dan mental ini menjadi esensi gaya hidup.
Dilanjutkan oleh Dr. dr. Andreasta Meliala, M.Kes, MAS, Kepala Biro Pelayanan Kesehatan Terpadu UGM, yang menyatakan bahwa penting untuk menyeimbangkan kebugaran fisik dan mental. Universitas sangat mendukung mahasiswa untuk sehat dan bugar secara fisik dan mental. Tidak hanya mengembangkan kompetensi akademik, namun juga meningkatkan kebugaran fisik dan meningkatkan social skills karena banyak kegiatan dengan berbagai disiplin ilmu untuk persiapan di dunia kerja. Pendidikan kebugaran sangat penting perannya untuk mendukung wellness di universitas serta mendorong iklim yang sehat dan positif.
Menyambung kebutuhan kebugaran fisik dan mental tersebut, Dith Setyawan (Founder Fitness Plus & Fitness Professional Academy) membuka acara sekaligus memberikan welcome speech kepada para peserta dan berharap bahwa kebutuhan tersebut dapat difasilitasi dengan fitness center 24 jam di GIK UGM.
Selanjutnya, dr. Tanjung Subrata, M.Repro., ABAARM, Akademisi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa Bali dan CEO & Director Fitness Professional Academy menggambarkan bahwa saat ini dan ke depannya komunitas kebugaran berkembang luar biasa apalagi didukung media sosial, di sisi lain tantangannya ada ketimpangan yang besar. Dulu, dalam merawat pasien dokter memberikan obat, saat ini ada kecenderungan untuk bergeser ke wellness, melalui olah pikir, olah gerak, dan olah makan. Namun, mata rantai preventif dan promotif belum berjalan semestinya. Perlu adanya edukasi terstruktur dengan kurikulum yang jelas dan diakui kompetensinya untuk menjembatani antara tenaga medis profesional, praktisi di lapangan, dan komunitas.
Pengetahuan dapat dipelajari dan keterampilan juga diperlukan, sehingga sertifikasi yang mencakup keduanya sangat diperlukan. Dalam proses tersebut, selain mempelajari materi juga perlunya praktek dan ujian praktek. Ditambah, disrupsi teknologi sangat mempengaruhi dunia kebugaran, sehingga harus memiliki dasar yang jelas seperti mempelajari buku teks dan jurnal yang sudah ditinjau oleh pakar.
Dith Setyawan menyambung bahwa ada gap besar antara teori dan praktek di lapangan. Dalam bisnis kebugaran, diharapkan personal trainer memiliki pengetahuan dan rujukan bagi banyak influencer kebugaran. Etika seorang personal trainer juga diperlukan untuk mengajar klien dengan benar. Adanya pengetahuan buatan (artificial inteligence) membuat fitness center harus beralih ke digital sehingga dapat terus berinovasi seperti menyediakan aplikasi gym management, SDM, program latihan, dan pasca latihan kebugaran. Dengan dukungan teknologi, pengusaha di bidang kebugaran dapat terbantu untuk pemenuhan kebutuhan alat-alat kebugaran. Selain itu, perlu kerja sama dengan venture capital enterprise untuk dukungan permodalan.
Tantangan saat ini yang dihadapi adalah pemenuhan SDM berkompetensi tinggi. Melihat hal tersebut, masih ada kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui sertifikasi yang diakui sehingga SDM berkompetensi tinggi dapat dipenuhi.
Sebagai exercise physiologist di Fitness Professional Academy, Aristo Setiawan Tjandra Surja, B.Sc., M.ExPhys mengatakan bahwa program-program kebugaran perlu dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan setiap klien. Personal trainer perlu memahami kompetensi ilmu yang benar agar klien tidak under trained atau over trained, dengan demikian program kebugaran yang dipersonalisasi tersebut berdampak bagi klien.
Kemudian, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D., Guru Besar, Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada menjelaskan bahwa program preventif sangat berperan penting untuk mencegah penyakit-penyakit seperti jantung, stroke, dan lainnya yang dapat membebani pembiayaan kesehatan nasional. Dengan program-program kebugaran di universitas ini dapat mempersiapkan mahasiswa untuk lebih bugar dimulai saat belajar untuk mempersiapkan memasuki dunia kerja.
Dijelaskan pula, besaran industri wellness sangat besar dan meningkat sangat cepat. Namun belum ada link and match yang mana kebutuhan SDM sangat besar untuk industri wellness, namun produksinya belum imbang, sehingga dapat membuka peluang bagi tenaga asing tersertifikasi masuk dan praktek di Indonesia. Hal tersebut sudah terjadi. Disini perlu kompetensi tambahan resmi bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan UU no 17/2023 tentang Kesehatan, logikanya yang mengeluarkan adalah Konsil Kesehatan Indonesia dan yang melatih adalah perguruan tinggi seperti fakultas kedokteran maupun politeknik kesehatan karena menyangkut hal-hal berkaitan dengan tubuh manusia.
Sebagai penutup, wellness sangat terkait dengan SDM yang penuh resiko karena menyangkut tubuh manusia, sehingga perlu adanya sertifikasi yang dapat berlaku internasional untuk pusat-pusat pengembangan wellness untuk dapat siap menghadapi persaingan. (EL)