8 Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia
Jakarta – Manusia menghirup oksigen ketika bernapas dan melepaskan karbon dioksida saat menghembuskan napas. Namun, kemampuan bernapas tiap orang dapat berbeda-beda. Ada yang laju pernapasannya normal, lambat, maupun cepat.
Frekuensi pernapasan merupakan salah satu tanda vital tubuh manusia. Ini mengacu pada jumlah napas yang diambil dalam satu menit.
Kecepatan manusia bernapas per menitnya akan menunjukkan seberapa baik tubuh bekerja dalam mengantarkan oksigen ke seluruh organ. Selain itu, dapat mengindikasikan pula kondisi tubuh seperti kemungkinan adanya penyakit tertentu.Frekuensi pernapasan normal bagi orang dewasa yang sehat pada umumnya berkisar 12-20 napas per menit, dikutip dari Healthline. Sementara bagi anak-anak, intensitas normalnya bervariasi tergantung usia.
Namun jika memiliki laju pernapasan yang di bawah atau lebih dari angka rata-rata bisa jadi disebabkan oleh sejumlah faktor. Apa saja faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia?Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia
Menukil buku Biologi untuk SMA/MA Kelas XI oleh R. Gunawan Susilowarno, dkk, berikut sejumlah faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia:
1. Usia
Anak-anak atau orang dewasa yang lebih muda umumnya membutuhkan oksigen yang lebih tinggi karena bernapas lebih cepat. Begitu pun sebaliknya, orang lanjut usia memiliki intensitas pernapasan yang semakin rendah lantaran ada penurunan dalam kebutuhan energinya. Karena itu, orang tua mudah terengah-engah.
2. Jenis Kelamin
Biasanya laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas sehingga kebutuhan energinya juga lebih banyak. Itu juga yang membuat laju pernapasannya lebih cepat.
Dengan banyaknya udara yang terhirup dari intensitas pernapasannya itu, energi yang dihasilkan jadi lebih banyak pula. Ini yang menjadikan laki-laki lebih kuat dalam bekerja.
Namun jika terdapat laki-laki dan perempuan yang sama dalam usia, aktivitas, hingga kesehatannya, frekuensi pernapasan lebih tinggi ada pada perempuan.
3. Suhu Tubuh
Ketika seseorang berada di lingkungan yang panas maka tubuhnya akan mengalami peningkatan dalam metabolisme untuk mempertahankan suhu tubuh supaya tetap stabil. Karena itu, sebaiknya lakukan lebih banyak aktivitas agar mengeluarkan keringat lebih saat dalam kondisi ini.
4. Posisi Tubuh
Posisi tubuh juga mempengaruhi seberapa cepat pernapasan karena berkaitan dengan beban otot pada sebagian tubuh manusia. Dengan posisi tubuh tertentu, otot menyesuaikan kebutuhan energi yang dibutuhkan. Maka dari itu, tubuh ketika duduk dan berdiri akan berbeda laju pernapasannya.
5. Kegiatan yang Dilakukan Tubuh
Orang yang melakukan aktivitas berat memerlukan energi yang lebih banyak. Adapun energi dihasilkan dari oksigen saat bernapas. Oleh sebab itu, tingkat kegiatan yang dilakukan tubuh akan meningkatkan intensitas pernapasan baik rendah atau tinggi.
6. Kondisi Kesehatan
Mengutip laman First Aid for Free, laju pernapasan seseorang akan meningkat ketika tubuh merasakan sakit atau nyeri. Ini karena tubuh membutuhkan oksigen yang lebih.
Begitu juga saat seseorang mengalami penyakit stroke atau kondisi kondisi kesehatan lain, ini akan mempengaruhi frekuensi pernapasan.
7. Emosi
Ketika tubuh melepaskan emosi yang kuat seperti marah, cemas, dan takut maka akan menyebabkan peningkatan kecepatan pernapasan. Ini lantaran emosi mampu memicu otak agar meningkatkan oksigen yang dibutuhkan untuk mempersiapkan respon yang dilakukan.
8. Ketinggian
Tekanan atmosfer udara dan tingkat oksigen akan menjadi lebih rendah di kawasan yang tingginya ribuan meter di atas laut (mdpl).
Ketika seseorang mendaki ke ketinggian 3.600 mdpl contohnya, ia akan merasa kekurangan oksigen. Karena itu, intensitas pernapasannya akan meningkat untuk menjaga kadar oksigen dalam tubuhnya.
Itulah sederet faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia. Semoga membantu!
Sumber: detik.com