Webinar
Sinergi Para Pemangku Kepentingan dalam Praktik Pengembangan Medical Wellness Tourism di Indonesia
14 Desember 2023
Seri webinar kerja sama Pusat Pariwisata UGM dengan PKMK FK-KMK UGM kali ini mengangkat tema Sinergi Para Pemangku Kepentingan dalam Praktik Pengembangan Medical Wellness Tourism di Indonesia. Diawali dengan pembukaan dari Dr. Muh. Yusuf, Kepala Pusat Studi Pariwisata UGM yang menyampaikan bahwa Indonesia memiliki banyak sekali potensi untuk mengembangkan medical wellness tourism, namun sinergitas para pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan medical wellness tourism.
Sesi pertama diawali dengan pemaparan oleh dr. Gede Patrajaya, M. Kes (Ketua BMTA) mengenai Pengembangan Medical Wellness di Bali. BMTA merupakan organisasi independen dibawah Bali Tourism Board yang menjadi salah satu pemangku kepentingan untuk mendukung wisata kesehatan dan mempromosikannya bersama fasilitas kesehatan dan pariwisata. Berbagai jenis layanan wisata kesehatan sudah dikembangkan di Bali, mulai dari primer, sekunder, tertier, dan komplementer. Salah satu layanan baru yang sedang dikembangkan di Bali adalah medical wellness. Produk-produk seperti MCU, estetika, weight management, IV Treatment, jet lag reliever, dental treatment, stem cell banyak ditawarkan oleh para operator di Bali. Upaya-upaya tersebut masih membutuhkan dukungan untuk menghadapi tantangan utama mengembangkan wisata kesehatan seperti pemenuhan standar layanan internasional, SDM, jaringan asuransi, harga, regulasi, dan pemasaran.
Soerojo Hospital sebagai salah satu rumah sakit vertikal milik pemerintah mulai memasuki pasar medical wellness tourism seperti yang dipaparkan oleh dr. Rukmono Siswishanto, Sp. OG (K), M. Kes, MPH (Direktur Utama Soerojo Hospital). Soerojo Hospital memiliki potensi lahan luas dan dekat dengan tempat wisata. Dari layanan medis, Soerojo Hospital memiliki radio frequency ablation (RFA) yang sudah memiliki pasar sasaran, bahkan sampai ke Malaysia, selain itu juga memiliki pusat renal terpadu. Dengan adanya tren pariwisata baru dan berbagai alasan suatu fasilitas medical tourism menjadi pilihan, serta mengacu pada regulasi Permenkes 76/2015 dan Keputusan Bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Kesehatan Nomor SK/13/HK.01.02/MK/2022 Nomor HK.01.08/Menkes/637/2022, Soerojo Hospital akan memfokuskan pada wisata medis serta wisata kebugaran dan herbal. Rumah sakit ini ingin mengembangan produk baru dengan konsep praktis dan realistik. Pengembangan produk baru tersebut perlu mempertimbangkan competititive necessity sebagai persyaratan masuk persaingan, perlu mengembangkan keunggulan yang menjadi alasan pelanggan memilih produk tersebut. Kemudian mempertimbangkan willingness to sell, bagaimana SDM ingin memberikan layanan terbaik, serta willingness to pay terkait kemampuan bayar pelanggan yang selalu berkembang keinginannya, sehingga perlu mengembangkan fasilitas untuk jangka panjang.
Pemaparan berikutnya disampaikan oleh Bobby Ardyanto, SE (Ketua GIPI DIY) yang membahas mengenai Strategi Para Pemangku Kepentingan dalam Praktik Pengembangan Medical and Wellness Tourism. Di Indonesia, medical tourism dan wellness tourism merupakan pariwisata dengan minat khusus. Berbagai kegiatan dilakukan untuk mendukung wisata tersebut. Basic hospitality menjadi hal yang sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan. Dalam membangun ekosistem medical tourism membutuhkan keahlian rumah sakit, akses, amenities, jejaring, dukungan layanan terpadu, regulasi pemerintah, dan destinasi wisata. Sementara, untuk memasarkan produk perlu membangun brand yang kuat sehingga fokus pada keunggulan, kemudian smart marketing, fokus pada keahlian untuk lebih mudah memasarkan produk, serta produk yang mudah dijual.
Selanjutnya Yulia A. Widyaningsih, MBA, Ph. D (Tenaga Ahli Puspar dan Dosen FEB UGM) memaparkan mengenai wellness tourism di Indonesia, faktor penyebab pasien berobat ke luar negeri, dan sinergi para pemangku kepentingan. Global wellness economy mencatatkan besaran USD 5.6 trillion pada 2022, yang mana sektor wellness tourism sebesar USD 651 billion. Di Indonesia, wellness economy sector pada 2020 menunjukkan healthy eating, nutrition, & weight loss, personal care & beauty, dan traditional complimentary medicine menjadi 3 besar penyumbang wellness economy. Jika melihat pada pengeluaran, menunjukkan bahwa pasar domestik sebenarnya tetap bertumbuh. Lebih lanjut, faktor-faktor penyebab masyarakat Indonesia melakukan medical tourism ke luar negeri karena motivasi internal seperti pengalaman berobat di dalam negeri yang kurang memenuhi ekspektasi, keinginan sekaligus berwisata dengan keluarga, dan kebutuhan opini pembanding. Motivasi eksternal seperti rekomendasi eksternal, efisiensi biaya, keterbatasan fasilitas & teknologi, jarak geografis (lebih dekat ke luar negeri), kompetensi dokter, dan asuransi. Berbagai manfaat juga dirasakan seperti keandalan, daya tanggap dengan pelayanan yang cepat, kesigapan, dan ketersediaan tenaga medis menjadi pertimbangan. Selain itu jaminan, empati, bukti fisik seperti fasilitas khusus, serta manfaat emosional didapatkan dari pengalama berobat tersebut. Dalam hal ini sinergi pemangku kepentingan antara pemerintah, industri, akademisi, masyarakat/komunitas, dan media diperlukan agar mendapatkan nilai yang optimal. Health tourism perlu diorkestrasi dari berbagai para pemangku kepentingan yang saling bersinergi dan tentunya dapat berdampak pada ekonomi.
Resume dari rangkaian paparan para narasumber tersebut disampaikan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D (Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang Ketahanan (Resiliency) Industri Obat dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI). Perlu melihat konsep global yang telah berjalan secara detail dan siapa penggunanya. Kemudian, masuk ke tahap realisasi perlu melihat target penggunanya apakah orang sakit atau orang sehat, detail produk (kuratif atau preventif), dan hasilnya dapat terukur. Dalam konteks medical wellness, penggunanya adalah orang sehat. Ke depannya perlu melihat realisasi dari konsep yang sudah dijalankan dan pengalaman dari para pelanggan yang sudah merasakan produk-produk medical wellness tersebut. (EL)
Budi Legowo
| #
Materi webinar Selasa 6 Januari 2024 kemarin kok belum di up load ya? Kami tunggu up load ya. Terimakasih.
Reply
Medical Wellness
| #
yang dimaksud webinar tanggal 6 Februari 2024, materinya ada di link berikut: https://medicalwellness-indonesia.net/2024/01/24/penguatan-nilai-tambah-destinasi-pariwisata-berbasis-komunitas-pemajuan-kebudayaan-dalam-konsep-medical-wellness-tourism-pada-desa-wisata-di-kabupaten-klaten/
Reply