Medical & Wellness World Tourism Expo 2024 Digelar Perdana di Jakarta, Pengunjung Bisa Dapat Ilmu Kesehatan hingga Tren Wisata Medis
Liputan6.com, Jakarta – Pameran inovasi medis dan wellness terbesar di Indonesia, Medical & Wellness World Tourism Expo (MWWTE) 2024, siap digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 15–17 November 2024. Pameran tersebut menargetkan 15 ribu pengunjung dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat umum, profesional kesehatan, dan para vendor dari berbagai negara.
Direktur Enhaiier Corporation Irmansyah Madewa menyatakan pameran itu bertujuan memperkenalkan potensi wisata medis dan wellness di Indonesia, khususnya, dan negara sahabat yang berpartisipasi. Data terakhir menyebutkan bahwa Korea Selatan, Malaysia, Iran, Jepang, dan Rusia sudah mengonfirmasi kepesertaannya.
“Di Indonesia sebetulnya banyak juga rumah sakit yang mengedepankan wellness, seperti spa, yoga, dan lain-lain, tapi pada saat ini belum dikenal masyarakat Indonesia… Kami juga ingin orang Indonesia enggak usah ke luar negeri karena di dalam negeri juga punya,” kata Irmansyah dalam jumpa pers di Jakarta, 8 Oktober 2024.
Ia menyatakan bahwa kesehatan dan wellness sangat erat dengan pariwisata. Keduanya bisa saling memajukan satu sama lain. Di ajang tersebut, Indonesia menawarkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur sebagai salah satu destinasi wisata kesehatan yang dikembangkan pemerintah di Bali.
“Mereka menjadi supporting, strategic partner kita. Kami juga mengundang perusahaan wellness dari luar negeri supaya bisa berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.
Direktur Acara Enhaiier Corporation Danny Sultoni menambahkan bahwa kesehatan menjadi salah satu alasan terbesar dari dua juta wisatawan Indonesia ke luar negeri. Hal itu diperkirakan menyedot devisa Rp170 triliun. MWWTE diharapkan menjadi tonggak pembenahan sektor wisata kesehatan dan wellness di Indonesia agar semakin baik dan menarik.
“Ini akan jadi annual event,” ucapnya.
Bukan Sekadar Pameran
MWWTE 2024 menyediakan platform bagi penyedia, praktisi, dan institusi medis dan kesehatan, serta bisnis pariwisata medis untuk bertemu, memamerkan, dan bertukar informasi, wawasan, dan peluang perdagangan. Pameran ini akan menghadirkan berbagai rangkaian kegiatan menarik, seperti konferensi, business matching, dan pameran yang akan dihadiri oleh berbagai kalangan.
MWWTE 2024 akan menampilkan berbagai inovasi medis dan wellness yang sangat terkini, mulai dari bedah bariatrik dan plastik, terapi sel induk, ozon, dan terapi oksigen hingga rehabilitasi seksual dan terapi kanker. Bahkan, pengunjung bisa mengetes gen bagi yang keluarganya memiliki riwayat kanker. Selain itu, para pengunjung dapat mendapatkan diskon khusus selama pameran untuk berkonsultasi dengan para ahli terbaik dunia.
Khusus untuk tenaga ahli kesehatan, seperti dokter, perawat, dan apoteker, konferensi MWWTE 2024 akan memberikan Satuan Kredit Profesi (SKP) dari Kementerian Kesehatan. Ini akan bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mereka agar tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Tiket bisa di dapat melalui laman https://event.detik.com/549/medical-wellness-world-tourism-expo-2024 atau melalui Detik event www.mwwte.com.
Potensi Besar yang Belum Tergarap Maksimal
Danny menambahkan bahwa pengembangan wisata medis dan wellness di Indonesia memerlukan dukungan banyak pihak. Berkaca pada Malaysia yang terkenal dengan Penang sebagai destinasi wisata kesehatan, mereka merintis dengan investasi yang tak sedikit.
“Malaysia itu dapat insentif besar sekali. Free pick up bahkan dilakukan,” ujarnya.
Sementara Indonesia, selama ini jalan sendiri-sendiri. Pemerintah baru merintis jalan dengan membuka KEK Sanur yang bebas pajak. Hal itu diharapkan bisa mengundang klinik-klinik internasional berinvestasi di Indonesia. Targetnya pun bukan hanya orang Indonesia, tetapi juga orang asing.
Di sisi lain, pembenahan sektor layanan kesehatan di dalam negeri juga diperlukan agar makin banyak membuka peluang. Banyak hal yang masih mengganjal, seperti biaya layanan tak sebanding dengan layanan yang diharapkan hingga asuransi kesehatan di Indonesia yang dinilai belum mumpuni sehingga banyak orang Indonesia memilih berobat ke luar negeri.
“Dengan kegiatan ini, diharapkan orang semakin concern dengan masalah ini, mulailah ada kolaborasi antara kementerian satu dan kementerian lain, kita menyelesaikan bareng-bareng,” harap Danny.
Sumber: liputan6.com