Reportase
Webinar Potensi dan Peradaban Mengelola Alam di Tawangmangu & Pelestarian Jampi Jawi di Karaton Surakarta Hadiningrat
Kamis, 10 Oktober 2024
Pelaksanaan layanan medical wellness tidak hanya memanfaatkan ketersediaan layanan, namun juga memanfaatkan kekayaan alam yang ada sebagai suatu tempat untuk memfasilitasi pelaksanaan pelayanan tersebut. Salah satu kekayaan alam yang berpotensi untuk dimanfaatkan yaitu Tawangmangu yang terkenal dengan tanaman obat. Kebun Aromatik Tlogodringo, merupakan sebuah aset yang dimiliki oleh RS Sardjito yang berfungsi untuk laboratorium di bidang aromaterapi dan pertanian organik. Sebagai aset, UPF Yankestrad RS Sardjito mengembangkan layanan paket HortusMed Health and Wellness Tourism. Dari sisi budaya, Karaton Surakarta Hadiningrat memiliki warisan budaya Jampi Jawi yang berfungsi sebagai pengobatan tradisonal serta memelihara nilai-nilai filosofis dan spiritual yang tertanam dalam kebudayaan Jawa.
Sesi pengantar disampaikan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. bahwa perlu mempertimbangkan kegiatan yang menarik bagi masyarakat dalam mengembangkan layanan wellness terutama jika akan memanfaatkan waktu weekdays. Pengembangan layanan di Tawangmangu dengan memaksimalkan waktu weekdays hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor meliputi penentuan target pasar, tema layanan, serta strategi pengembangan layanan. Harapannya pengembangan layanan wellness yang diberikan oleh para profesional dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi masyarakat, serta okupansi layanan dapat terurai dan tidak menumpuk hanya saat weekend.
Materi Video Video UPF Tawangmangu
Sesi paparan dimulai oleh dr. Ulfatun Nisa, M.Biomed terkait pengembangan produk wellness . Saat ini, tren minat untuk kecantikan natural dan jumlah lansia meningkat, sehingga pengembangan layanan wellness tourism yang dimiliki RS Sardjito ditargetkan untuk fungsi estetika serta mencapai target pasar lansia. Jamu merupakan warisan dari nenek moyang yang memiliki nilai sejarah, sehingga pemanfaatan tanaman aromatik sebagai jamu tidak hanya sebagai bentuk pengobatan tradisional, namun juga sebagai upaya pelestarian sejarah. UPF Tawangmangu memiliki beberapa kawasan luas, namun hanya difokuskan pada Zona 1 dan Zona 2 yang nantinya akan dikolaborasikan dengan layanan forest therapy, dimana layanan tersebut akan menggabungkan layanan tradisional dan kedokteran konvensional. Selain itu, UPF Tawangmangu juga memiliki kafe jamu dan beberapa destinasi wisata yang menarik wisatawan lokal dan internasional, hal tersebut ditunjukkan dengan data pengunjung sepanjang tahun, dimana tren tersebut menunjukkan bahwa kecenderungan masyarakat lebih kearah hiburan. Tanaman aromatik juga dimanfaatkan dalam Kebun Aromatik Tlogodringo, salah satunya tanaman krangean yang dimanfaatkan sebagai penambah stamina. Selain jamu, terapi akupuntur, accupressure, hipnoterapi, fisioterapi, dan massage juga merupakan terapi yang disediakan di UPF Tawangmangu.
Wisata kebugaran memiliki 4 scope yaitu wisata medis berbasis layanan unggulan, wisata kebugaran berbasis pelayanan kesehatan tradisonal dan herbal, wisata olahraga berbasis event olahraga, serta wisata ilmiah berbasis MICE. Medical wellness yang ditawarkan untuk masyarakat setidaknya membutuhkan waktu 2 minggu, meliputi terapi healing, kognitif, serta kesehatan secara keseluruhan. Wellness activity sendiri nantinya akan berkolaborasi dengan Karaton Surakarta Hadiningrat yang terkenal akan Jampi Jawi. Beberapa paket yang sudah ada di UPF Tawangmangu meliputi pemeriksaan oleh dokter, kemudian dokter akan menawarkan untuk mendapatkan paket layanan yang tersedia. Layanan medis klinis tradisional yang tersedia juga sudah mencakup semua layanan kesehatan promotif & preventif, kuratif, hingga rehabilitatif dan paliatif demi meningkatkan kualitas hidup pasien. Pengembangan layanan wellness tentunya harus memiliki strategi pengembangan bisnis. Dalam hal ini, UPF Tawangmangu menerapkan strategi meliputi penetapan core business dan non core business, pembagian zona, serta penetapan program dan layanan tiap zona. Harapannya, pengembangan layanan wellness tourism ini dapat memanfaatkan tren permintaan masyarakat yang semakin meningkat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mewujudkan perubahan gaya hidup masyarakat kearah hidup sehat.
Selanjutnya, Dra. GKR. Wandansari Koes Moertiyah, M.Pd. menyampaikan paparan terkait Jampi Jawi yang tersedia di Karaton Surakarta Hadiningrat. Saat ini, Karaton Surakarta Hadiningrat telah mempunyai 1374 resep jamu untuk dikembangkan dan diolah menggunakan tanaman yang tersedia. Selain itu, Karaton Surakarta Hadiningrat juga telah memanfaatkan tanaman herbal sebagai ratus untuk fungsi spiritual, namun resep yang ada belum dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional. Disebabkan keterbatasan dalam proses pengolahan, maka Karaton Surakarta Hadiningrat akan memanfaatkan kolaborasi bersama dengan UPF Tawangmangu RS Sardjito yang telah memiliki pelayanan kesehatan. Harapannya, bersama UPF Tawangmangu RS Sardjito dapat mengembangkan kolaborasi layanan klinik medis konvensional dengan pengobatan tradisional.
Sesi paparan terakhir disampaikan oleh dr. Siti Wahyuningsih, M.Kes, MH terkait potensi pengembangan wisata kesehatan di Solo Raya. Saat ini, Solo Raya memiliki kekayaaan alam yang sangat beragam sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi wellness tourism yang harus didukung dengan kolaborasi antara pariwisata dan kesehatan. Selain itu, potensi pengembangan layanan wellness tourism ini tidak hanya ditargetkan untuk masyarakat Indonesia, namun juga kepada wisatawan internasional. Potensi alam yang ada saat ini berupa beberapa destinasi wisata alam, kebun, hutan, air terjun, telaga, taman, pantai, museum, air panas, bukit, dan masih banyak destinasi lainnya. Selain itu, juga memiliki potensi sejarah berupa museum, keraton dan budayanya, candi, taman, serta petilasan. Kekuatan lainnya yang dimiliki berupa masjid, sarana olahraga, pusat perbelanjaan, pusat kuliner, pusat MICE, serta event olahraga dan kesenian. Potensi fasilitas kesehatan juga telah banyak tersedia berupa RS Pemerintah, RS Swasta, Klinik, Griya Sehat dan Rumah Sehat. Selain sektor kesehatan, juga terdapat potensi perguruan tinggi yang berfungsi sebagai pendidikan, penelitian, dan kajian. Kekuatan akses saat ini juga sudah mudah, sehingga diharapkan dapat dilakukan kolaborasi dengan travel agent untuk mempermudah masyarakat untuk mendapatkan layanan wellness tourism.
Berdasarkan potensi-potensi yang telah tersedia, diharapkan terdapat inovasi unggulan dari fasilitas pelayanan kesehatan yang dikemas dengan paket wisata sehingga dapat membentuk wisata kesehatan yang akan ditawarkan dengan sistem pembayaran out of pocket melalui penawaran benefit berupa kemudahan akses lebih private atau pemberian jalur fast track. Potensi pengembangan wisata kesehatan dapat diwujudkan dengan memanfaatkan kekayaan alam yang telah menjadi daya tarik utama, kemudian dikemas dengan paket-paket layanan kesehatan disertai dengan penyediaan SDM Kesehatan yang sesuai. Inovasi layanan kesehatan dan kemajuan teknologi saat ini juga telah dikelola dengan baik sehingga dapat membagi layanan unggulan yang dimiliki oleh masing-masing fasiltas pelayanan kesehatan untuk lebih efektif dan efisien.
Guna menjangkau target pasar, strategi digital marketing merupakan suatu kewajiban untuk memperkenalkan layanan kepada masyarakat luas, dimana dapat difokuskan kepada testimoni pelanggan yang menjadi daya tarik tersendiri (word of mouth). Selain itu, kemitraan strategis dapat dibangun dengan kolaborasi antara sektor kesehatan dan pariwisata untuk merancang paket-paket layanan. Persiapan SDM juga merupakan suatu faktor penting dimana harus terdapat pelatihan baik untuk sektor wisata maupun kesehatan sehingga dapat mewujudkan layanan kesehatan yang dapat memberikan pengalaman terbaik untuk pelanggan yang datang dan meningkatkan reputasi. Salah satu contoh penetapan kegiatan wisata kesehatan yaitu dengan memanfaatkan kolaborasi antara aspek tradisional dan aspek kesehatan berupa wisata jamu, ratus, medical spa. Selain itu, paket wisata kesehatan yang dilengkapi dengan promosi budaya lokal sebagai fungsi refreshing dan wisata seperti tari tradisional, kegiatan membatik, kuliner tradisional juga mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Langkah terakhir dalam pengembangan layanan yaitu melakukan evaluasi secara berkala dan mengumpulkan feedback dari pelanggan sebagai modal untuk meningkatkan kualitas layanan serta memenuhi ekspektasi yang diharapkan pelanggan. Harapannya, pengembangan wisata kesehatan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan UMKM yang tersedia, kolaborasi lintas sektor serta memanfaatkan dukungan dari Pemerintah. (Bestian Ovilia Andini)