Reportase
Workshop Business Plan Pemanfaatan Produk Geothermal dalam Medical Wellness : Ekosistem Medical Wellness
-
Pertemuan 1
-
Pertemuan 2
-
Pertemuan 3
-
Pertemuan 4
-
Pertemuan 5
Kamis, 21 November 2024
Potensi geothermal Indonesia dalam pelayanan kesehatan, khususnya medical wellness, belum banyak dimanfaatkan, sehingga perlu dilakukan pendalaman untuk memahami pemanfaatan potensi tersebut yang meliputi aspek kesehatan, kualitas layanan, koordinasi antar sektor, peluang kerja sama dan bisnis, serta bagaimana menggunakan pola piker kreatif dan konsep design thinking untuk mengembangkan layanan tersebut. Selain itu, dalam proses pengembangan layanan harus dilakukan perencanaan bisnis untuk merancang paket-paket yang menarik dan sesuai dengan target pasar yang diharapkan.
Paparan pertama disampaikan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D terkait ekosistem medical wellness. Medical wellness merupakan kombinasi antara pemeriksaan medik dan terapi kebugaran untuk individu yang memiliki faktor risiko penyaki atau penyakit kronis tertentu. Wellness merujuk kepada prevention yang memiliki panduan, sedangkan medical lebih merujuk kepada cure atau pengobatan yang memiliki regulasi tertentu, namun keduanya memiliki kesamaan yaitu harus dilakukan berdasarkan evidence based. Tren medical wellness menunjukkan bahwa medical wellness banyak diselenggarakan oleh travel agent yang mengarah kepada kesejahteraan individu, terutama untuk pasar lansia. Selain itu, saat ini tren hidup sehat mulai meningkat, banyak resor/hotel mulai mengembangkan wellness, seperti spa, yoga, pool, serta mulai terdapat penggunaan AI untuk layanan wellness.
Produk geothermal merupakan salah satu contoh layanan medical wellness yang dapat dikembangkan, contohnya yaitu thermal bath, inhalation therapy, massage therapy, mud facial & body scrub, dan hydromassage. Berdasarkan beberapa contoh geothermal yang telah dikembangkan di luar negeri, terdapat health journey yang disusun meliputi fase pra kedatangan, fase kedatangan, dan fase pasca kedatangan. Proses bisnis yang akan dijalani yaitu dari tamu hotel yang ingin menggunakan layanan RS atau pasien RS yang ingin sekaligus melakukan wisata, dimana tamu hotel atau pasien RS tersebut akan difasilitasi oleh travel agent yang telah menyusun paket-paket wisatanya. Struktur kerjasama yang dilakukan meliputi 2 model, dimana model yang pertama yaitu RS/Klinik yang mempunyau resor di daerah mengajukan ijin Klinik atau ijin hotel, atau model 2 yakni RS/Klinik bekerjasama dengan resor daerah geothermal mengajukan ijin klinik di dalam resor yang sudah ada, dimana paket yang disusun diharapkan dapat memanfaatkan okupansi saar weekdays yang cenderung lebih rendah daripada weekend atau peak season. Model kedua ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan travel agent atay resort/hotek di daerah wisata, kemudian mendirikan klinik di resort yang telah dilakukan kerja sama sesuai target pasar yang diminati. Dampak medical wellness menunjukkan bahwa hotel dengan layanan wellness cenderung mendapatkan pendapatan lebih banyak dibandingkan hotel yang tidak memiliki layanan wellness, selain itu, layanan wellness di hotel tersebut juga terbukti meningkatkan length of stay hingga mencapai 7.42 hari.
Selanjutnya, Elisabeth Listyani menjelaskan ekosistem wellness berdasarkan analisis Porter’s Five Forces yang meliputi RS/Klinik sebagai center, mempunyai pemasok seperti pool, SDM dan peralatan yang tersedia, pengguna layanan meliputi pasar non BPJS dengan kelas sosioekonomi menengah ke atas, serta regulator yang terdiri dari Pemerintah Pusat dan Daerah. Layanan wellness memiliki banyak pesaing, sehingga harus ditentukan target positioning dari layanan tersebut. Namun, saat ini untuk produk geothermal belum banyak dikembangkan sedangkan potensi geothermal yang ada di Indonesia cukup besar, sehingga harapan kesempatan untuk mengembangkan layanan geothermal dalam medical wellness juga masih cukup besar. Kekuatan tawar pembeli menunjukkan bahwa kelas sosioekonomi menunjukkan preferensi yang berbeda, dimana kelas menengah atas lebih berfokus kepada value of money daripada word of mouth, serta lebiih menyukai aktivitas di resor spa yang mewah daripada aktifitas berpetualang di tempat terbuka (glamping, eco resort). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat kesadaran terhadap well-being untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dalam pengembangan layanan medical wellness, disusun sebuah rencana bisnis sebagai dokumen komprehensif yang berisi analisis strategi dan operasional terhadap layanan tersebut yang bersifat dinamis. Rencana bisnis tersebut disusun sebagai panduan strategis, sebagai promosi untuk pemberi dana, serta sebagai panduan operasional sehari-hari. Prinsip utama rencana bisnis meliputi analisis pasar, konsep bisnis jelas, proyeksi keuangan yang realistis, rencana pemasaran yang dapat menarik minat konsumen, rencana operasional, risiko dan mitigasi, serta skalabilitas untuk menggambarkan ekspansi dalam meraih keuntungan. (Bestian Ovilia Andini)
Kamis, 28 November 2024
Andry Edwin Dahlan menyampaikan pengantar terkait bundling paket wisata yang meliputi pemeriksaan medis, kolaborasi ekosistem, prosedur dan desain creative thinking untuk merancang produk, penyediaan SDM untuk layanan medical wellness, serta keterlibatan travel agent dan resort/hotel. Selain itu, dalam pengembangan layanan ini harus dirancang berdasarkan strategi bisnis yang sesuai dengan target pasar yang diharapkan. Produk geothermal dapat dirancang dengan memanfaatkaan kolaborasi dan interaksi dengan resor, sehingga dapat bermanfaat juga untuk meningkatkan length of stay tamu di hotel tersebut.
Paparan terkait business plan yang tersusun dari beberapa komponen disampaikan oleh Elisabeth Listyani. Komponen pertama yaitu ringkasan eksekutif yang memuat informasi ringkasan produk layanan yang akan dikembangkan secara singkat, serta menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Profil institusi mencakup rincian institusi hingga produk yang ditawarkan. Deskripsi produk meliputi deskripsi terkait produk yang telah ditetapkan, hingga bagaimana produk tersebut akan bersaing di pasar dan bagaimana pemasarannya untuk menarik minat konsumen. Analisis pasar dengan identifikasi pasar sasaran sehingga produk dapat sesuai dengan kebutuhan target. Analisis persaingan meliputi analisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh produk dan layanan yang ditetapkan. Rencana penjualan mencakup strategi penjualan, strategi harga, serta manfaat yang akan didapatkan oleh konsumen. Rencana manajemen menguraikan tim manajemen serta SDM yang dibutuhkan. Rencana operasional mencakup informasi bagaimana bisnis yang akan dijalankan seperti pemasok dan kebutuhan layanan. Rencana keuangan meliputi proyeksi keuangan. Lampiran dapat dicantumkan bila diperlukan untuk informasi tambahan terkait produk yang ditawarkan.
Proses penetapan produk medical wellness dijelaskan oleh Andry. Aspek holistik yang harus diperhatikan dalam medical wellness meliputi emosional pasien, aspek spiritual, hingga kondisi mental pasien. Dalam proses penerapan produk medical wellness dikembangkan uji prototype berlandaskan evidence based. Pembuatan bundling paket medical wellness dapat disusun berdasarkan riset terkait aspek geografis, kemudian dilakukan penetapan bundling paket dengan memanfaatkan keadaan alam yang ada. Bundling tersebut selanjutnya dapat dirancang dengan aktifitas fisik dan terapi kesehatan yang sesuai untuk konsumen. Setelah merancang bundling paket layanan, maka dapat dijabarkan health journey yang akan dilewati oleh konsumen, serta penting untuk dilakukan evaluasi dan monitoring layanan sebagai langkah terakhir untuk pengembangan layanan berikutnya.
Yanuar Iman, Sp. THT membahas terkait konsep creative thinking untuk menetapkan produk layanan medical wellness. Pendekatan tersebut dilakukan dengan analisis profil pasien yang meliputi keluhan yang dimiliki pasien dan harapan pasien untuk mendapatkan layanan tersebut. Selanjutnya, dilakukan penetapan ide terkait produk layanan medical wellness yang disertai dengan health journey atau prototype lengkap dari layanan tersebut.
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D menjelaskan bahwa business plan dirancang melalui pemanfaatan kolaborasi antara sektor kesehatan dengan travel agent sebagai mitra kerja sama yang akan memfasilitasi pasien untuk mendapatkan layanan wisata. Layanan medical wellness tersebut dapat dikembangkan dengan target pasar mencakup kelas sosioekonomi menengah keatas non BPJS, serta memaanfaatkan kombinasi layanan kesehatan mental yang saat ini sedang marak dikembangkan dengan terapi kesehatan lainnya. Kemudian setelah merancang business plan, dilakukan penetapan harga untuk produk layanan medical wellness yang menyesuaikan dengan target pasar yang dituju. (Bestian Ovilia Andini)
Kamis, 5 Desember 2024
Pengembangan layanan medical wellness harus dirancang dengan pembuatan business plan yang mencakup rincian produk dan rencana operasional layanan yang akan ditawarkan. Produk yang ditawarkan dibuat dalam bentuk bundling yang tersusun secara sistematis dalam sebuah health journey. Oleh karena sasaran konsumen adalah pasar non BPJS atau out of pocket, maka harus direncanakan strategi pemasaran yang sesuai dan didukung dengan analisis pasar untuk identifikasi persaingan yang akan dihadapi.
Prof. dr. Laksono Trisnantoro menyampaikan ekosistem medical wellness merupakan sebuah inovasi layanan kesehatan yang harus dikembangkan melalui kolaborasi antara sektor kesehatan yaitu klinik/RS dengan travel agent yang bertugas untuk memfasilitasi konsumen dalam mendapatkan produk medical wellness. Produk dalam layanan medical wellness harus diwujudkan dalam sebuah health journey yang nantinya harus diperkenalkan ke masyarakat luas menggunakan strategi pemasaran yang sesuai. Saat ini, potensi geothermal di Indonesia cukup besar namun belum dimanfaatkan, sehingga harapannya potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk inovasi wisata kesehatan.
Elisabeth Listyani, S.E., M.M. membahas analisis pasar dan persaingannya. Langkah yang dapat dilakukan yaitu identifikasi siapa target pengguna yang akan menggunakan produk, mencakup demografis pasien. Berikutnya, identifikasi penggerak kunci mengapa pengguna ingin menikmati produknya. Health journey kemudian disusun berdasarkan ekosistem medical wellness yang sesuai dengan produk yang akan dikembangkan. Health journey tersebut disusun secara spesifik terhadap perbedaan asal pintu masuk klien yang masuk melalui RS/Klinik, melalui hotel, maupun melalui travel agent dengan tiap-tiap fase pra kedatangan, kedatangan, dan pasca kedatangan yang berbeda kepada masing-masing asal klien.
Dr. dr. Jodi Vishnu, MPH membahas terkait strategi pemasaran, pricing, segmenting, targeting, positioning. Strategi pemasaran direncanakan dengan menggunakan Ansoff Matrix yang meliputi identifikasi produk yang sudah ada atau merupakan produk yang baru, kemudian disesuaikan dengan market yang disasar apakah termasuk pasar yang sudah ada atau akan menargetkan pasar yang baru. Saat ini, penentuan harga merupakan sebuah masalah tersendiri dalam menawarkan produk. Stratagi pricing dapat ditentukan dengan menawarkan up-selling atau cross-selling. Up-selling dilakukan dengan menawarkan harga bundling yang lebih mahal dengan paket yang lebih komprehensif, sedangkan untuk cross-selling, produk yang ditawarkan dalam bentuk bundling ditambah dengan produk-produk yang menarik bagi konsumen dengan peningkatan harga sedikit dari harga bundling semula. Penentuan pricing tersebut juga harus disesuaikan dengan persepsi pasien terhadap produk atau dikenal dengan value for money. Berikutnya, harus dilakukan identifikasi terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam paket program, seperti travel agent. Segmentasi pasar kemudian dilakukan dengan identifikasi aspek geografis, demografis, perilaku dan psikografis yang nantinya akan disesuaikan dengan kondisi dan aktifitas klien yang dituju. Target pasar yang diharapkan harus diidentifikasi berdasarkan berapa usia konsumen yang cocok untuk mendapatkan produk, dimana letak geografisnya, bagaimana gaya hidupnya, hingga pengalaman konsumen dalam pembelian produk serupa. Berikutnya, positioning dirancang dengan memposisikan produk di benak konsumen dengan menetapkan tagline yang tepat agar konsumen ingat dengan produk yang ditawarkan. Setelah itu, kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan memasarkan produk melalui platform yang sesuai seperti sosial media untuk menarik minat konsumen. (Bestian Ovilia Andini)
Kamis, 12 Desember 2024
Inovasi pengembangan layanan medical wellness merupakan sebuah peluang kerja sama yang potensial antara RS, Klinik, wellness center, hingga tempat wisata berupa resor dan hotel, serta pihak travel agent. Pengembangan layanan tersebut membutuhkan perencanaan yang detail mulai dari mengenali potensi alam yang dapat dimanfaatkan untuk setting dari layanan medical wellness, kolaborasi dari pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan, hingga perencanaan operasional. Perencanaan operasional dilakukan dengan penyusunan produk dalam paket (health journey) hingga perencanaan operasional dan keuangan sehingga layanan tersebut dapat diakses oleh masyarakat luas.
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D menyampaikan bahwa prospek untuk pengembangan geothermal sangat potensial di Indonesia, sehingga dibutuhkan perencanaan yang detail untuk pengembangan produk geothermal dalam layanan medical wellness. Pengembangan layanan tersebut dapat dilakukan dengan penyusunan health journey sehingga konsumen dapat mengetahui apa saja manfaat yang akan didapatkan dari produk yang ditawarkan. Selain itu, perencanaan keuangan sangat penting dalam pengembangan layanan untuk mencapai return on investment. Kemudian, dilakukan perencanaan penyusunan produk dalam platform digital untuk memudahkan akses konsumen dalam mendapatkan produk layanan medical wellness.
Berikutnya, Elisabeth Listyani, S.E., M.M. membahas terkait rencana manajemen dan operasional, dimana dalam dibutuhkan perencanaan terkait SDM, penyusunan alur kerja, penyusunan SOP, perencanaan rantai pemasok, kontrol kualitas, perencanaan setting dari tempat usaha, hingga perencanaan kebutuhan peralatan. Perencanaan SDM meliputi rincian jumlah kebutuhan karyawan beserta peran masing-masing atau keterampilan khusus yang harus dimiliki. Penyusunan alur kerja dapat direncanakan mulai dari pra kedatangan hingga pasca kedatangan, dengan spesifikasi tiap pintu masuk pasien, apakah pasien berasal dari RS/Klinik yang ingin meningkatkan kualitas hidup dengan wisata di dalam paketnya, atau tamu dari resor/hotel yang sekaligus ingin mendapatkan pelayanan kesehatan. Setelah dilakukan perencanaan SDM hingga alur kerja, maka dapat ditentukan timeline yang rinci mulai dari persiapan hingga kapan akan dilakukan peluncuran produk.
Selanjutnya, rencana keuangan disampaikan oleh Dr. Anastasia Susty A., M.Si., Akt., CA., CRP., AMA. Dalam investasi dibutuhkan analisis yang meliputi payback period, net preset value, dan internal rate of return. Perencanaan aliran kas perlu menghitung pendapatan penjualan yang merupakan volume penjualan dikali dengan tarif dan pendapatan lain-lain. Hal ini disebut dengan aliran kas masuk. Sementara, untuk aliran kas keluar perlu memperhitungkan investasi awal, modal kerja, dan biaya operasional. Dalam mengidentifikasi biaya paket medical wellness meliputi biaya langsung, seperti biaya transpor, akomodasi, jasa perawatan & bahan perawatan, serta makan & minum. Kemudian, untuk biaya tidak langsung, seperti supplies, utilitas, tenaga tidak langsung, pemeliharaan, administrasi, promosi, asuransi, lisensi, maupun lingkungan. Informasi biaya tersebut sangat penting untuk mengetahui berapa pengorbanan keuangan atas produk atau jasa yang dihasilkan, perencanaan pendanaan, pricing, dan pengambilan keputusan atas investasi. Selain biaya, yang perlu diperhatikan dalam menentukan harga jual atau pricing adalah daya beli, pesaing, kondisi ekonomi, dan regulasi. Dengan demikian, target profit dapat ditentukan dan tingkat pengembalian dapat diperkirakan. (Bestian Ovilia Andini)
Kamis, 19 Desember 2024
Potensi pengembangan produk geothermal sebagai bagian dari layanan medical wellness di RS membutuhkan perencanaan bisnis mulai dari mapping demografis, kebutuhan operasional, hingga perencanaan produk dan keuangan. Produk yang sudah siap kemudian dapat dipasarkan melalui berbagai platform digital, salah satunya yaitu website yang mencakup detail produk, akses untuk pembayaran, hingga respon follow up setelah berhasil dilakukan pemesanan.
Elisabeth Listyani, S.E., M.M. menyampaikan pengantar terkait penyusunan produk geothermal dalam medical wellness mulai dari identifikasi ekosistem, penyusunan business plan, perencanaan strategi pemasaran, penyusunan rencana operasional dan keuangan, hingga penyusunan menu produk dalam website yang akan memfasilitasi pelanggan untuk dapat membeli produk.
Paparan terkait penyusunan menu produk medical wellness di website disampaikan oleh Anak Agung Ngurah Manik Artawan, S.T., M.T., M.M. yang bertujuan untuk membantu pelanggan memahami dan mendorong untuk melakukan pemesanan melalui website tersebut. Beberapa platform digital dapat dipilih untuk menjadi wadah untuk memfasilitasi produk medical wellness dengan berbagai kelebihan dan kekurangan masing-masing, salah satunya yaitu website. Beberapa kelebihan website yaitu merupakan pusat informasi yang terintegrasi seperti cuaca, dapat digunakan untuk pemasaran global dan sarana pemesanan dan transaksi, mencantumkan data analitik dari website tersebut, memiliki konektivitas terhadap multimedia, serta dapat menampilkan sertifikasi, legalitas dan keamanan data. Website memiliki hal-hal penting yang perlu diperhatikan, meliputi prinsip responsif, skalabilitas, keamanan, kinerja dan user experience. Selain itu, harus memiliki komponen front-end, back-end, database, server dan hosting serta tahapan mulai dari analisis kebutuhan, desain, pengembangan, testing, implementasi, dan pemeliharaan. Prinsip untuk menyusun menu produk harus memiliki kategori yang jelas, deskripsi yang informatif, serta kesederhanaan navigasi. Dalam menu produk tersebut, juga harus memiliki desain yang menarik mencakup video dan foto berkualitas tinggi, serta elemen wajib mulai dari judul, transparansi harga, dan call to action seperti tombol “Pesan Sekarang” atau “Lihat Detail”. Dalam memudahkan pengalaman pelanggan, dapat juga ditambahkan menu untuk fitur terjemahkan bahasa yang beragam, seperti Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, menggunakan bahasa yang sederhana, serta terdapat integrasi menu dengan alur booking yang dikelola sendiri atau menggunakan pihak ketiga,
Sebagai output dari Workshop, Klinik Utama Dipta memaparkan hasil rencana bisnis dengan produk medical wellness yang diberi nama “KAHARSA”, menyasar segmen pasar menengah keatas untuk lansia usia > 55 tahun, disertai aktifitas yang beragam, diantaranya terapi geothermal di Guci, forest yoga di hutan pinus, tea hiking dan tea brewing dengan memanfaatkan kerja sama dengan sebuah vendor teh, kegiatan mindfullness berupa menggambar batik dengan memanfaatkan kerja sama dengan vendor batik, serta MCU. Perencanaan health journey disusun dengan pertimbangan 2 pintu masuk, yaitu pelanggan masuk melalui travel agent atau direct order melalui klinik. Terkait dengan financial assessment, juga telah disusun mulai dari HPP hingga harga penjualan sekitar Rp 9.000.000,-, sudah termasuk transportasi dan penginapan.
Berikutnya, RSUD dr. Soeselo Slawi memaparkan hasil perencanaan manajemen dan operasional, dengan penggerak kunci yaitu kegiatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan target pasar kelas menengah keatas yang meliputi segala usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Terkait dengan pertimbangan pintu masuk pelanggan, diperkirakan untuk saat ini masih akan menggunakan transportasi sendiri dari RS, namun untuk masa mendatang akan direncanakan untuk bekerja sama dengan travel agent. Penyusunan health journey dimulai paket hidroterapi serta forest bathing dan akupuntur, dengan existing market berupa pasien dari Poli Rehab Medik dan Saraf. Namun, dalam perencanaan tersebut masih memiliki tantangan karena keterbatasan SDM yang dimiliki, salah satunya yaitu untuk dokter spesialis rehab medik.
Sebagai penutup workshop, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D menyampaikan closing remarks bahwa harus terdapat indikator keberhasilan dari penyelenggaraan workshop yang telah diselenggarakan berupa launching untuk menu produk di website hingga pelanggan dapat melakukan pemesanan dan pembayaran melalui website tersebut. (Bestian Ovilia Andini)