Reportase
Harmonizing Holistic Wellness Therapy:
“Health and Nourishment for Cancer Awareness”
23 Juni 2024
Pada Agustus 2023, pemerintah Indonesia telah telah meluncurkan medical wellness di Bali dengan berbagai produk yang disediakan oleh para operator. COSMED Wellness Clinic Jakarta sebagai salah satu operator medical wellness berupaya mendukung program pemerintah tersebut. Bersama Lembaga Pelatihan Vokasi Kudus (LPVK), COSMED Wellness Clinic Jakarta menyelenggarakan seminar dan training untuk memberikan informasi dan pelatihan bagi tenaga kerja kesehatan yang mendukung layanan medical wellness. Tahun ini COSMED mengusung tema “Harmonizing Holistic Wellness Therapy” untuk menyelaraskan kesehatan tradisional komplementer Indonesia dan kesehatan tradisional Indonesia yang telah diselenggarakan pada 23 Juni 2024 di Fairfield Hotel By Marriot, Legian, Bali.
Seminar ini dibuka oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D (Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI) tentang Link and Match antara Organisasi Pendidikan/Pelatihan SDM dengan Kebutuhan Industri Wellness. Terdapat 3 poin utama yang disampaikan yaitu tentang dunia wellness, masalah SDM, dan keterkaitan dengan UU Kesehatan. Wellness economy bertumbuh signifikan sebesar USD 5.6 triliun pada 2022 dan medical wellness sebagai salah satu bagian dari wellness economy. Mengapa wellness tourism ? Meningkatnya populasi menua, sektor turisme meningkat seiring dengan COVID-19 yang terkontrol, gaya hidup sehat, dan pengobatan tradisional mendorong peningkatan wellness tourism. Indonesia memiliki potensi besar, namun terdapat kendala pada ketersediaan SDM. Kebutuhan di industri wellness sangat besar, namun dari sisi pendidikan dan pelatihan belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Problem SDM wellness di Indonesia belum berkembang dengan baik dan selama 1 tahun ini belum ada perkembangan signifikan. Sebelum UU Kesehatan No 17/2023 tidak ada link and match dari sektor pendidikan dan sektor pelayanan. Adanya UU Kesehatan yang baru ini menjadi peluang untuk menghubungkan sektor pendidikan dan sektor pelayanan. Dari pendidikan tenaga kesehatan tradisional dengan memperbanyak produksi tenaga kesehatan tradisional dan komplementer, lembaga pendidikan tenaga medik dan lembaga pendidikan tenaga kesehatan agar dokter dan tenaga kesehatan dapat mempelajari kesehatan tradisional serta mempunyai kompetensi tambahan dalam wellness untuk memenuhi kebutuhan di industri wellness.
Selanjutnya, sesi pertama diawali pemaparan oleh dr. I Gede Wiryana Patra Jaya, M.Kes (Ketua Bali Medical Tourism Association) yang mengangkat topik Readiness Healthcare Facilities in Bali for Cancer. Selain melayani orang sakit, berbagai rumah sakit di Bali juga menyediakan layanan medical wellness dengan produk-produknya untuk melayani orang sehat, salah satunya skrining. Terkait dengan potensi penyakit tidak menular sangatlah tinggi resikonya dan perlu layanan preventif. Di Bali ekosistem medical wellness sudah terbentuk dan pengguna wellness tourism ini 90% merupakan orang sehat. Program preventif kanker mesti ditingkatkan dan Bali memiliki kemampuan untuk menyediakan layanan tersebut.
Lifestyle Matters fo Cancer Patients and Survivors merupakan topik yang dibawakan oleh dr. Shyamali Singhal, MD, Ph.D (Surgical Oncologyst, CEO Hope and Beauty). Pada topik ini dibahas bagaimana melakukan tindakan preventif untuk penyakit kanker. 5 besar kelompok penyakit kanker adalah lung, breast, colorectal, prostate, dan stomach. Kanker dapat dicegah dengan deteksi dini yang dapat menyelamatkan pasien seperti dengan pemeriksaan mammografi, kolonoskopi, PSA, PAP smear, dan skrining CT Lung. 19 % kanker disebabkan merokok, 17% dari kelebihan berat badan, konsumsi alkohol, kekurangan nutrisi, dan kurangnya aktivitas fisik. Hal ini semuanya terkait dengan gaya hidup sehat. Misalnya dampak obesitas terkait kanker, seperti breast, colon, gyn, liver, kidney, esophageal cancer. Beberapa rekomendasi dari AICR untuk mengurangi resiko kanker seperti mengurangi makanan olahan, melakukan aktivitas fisik, dan lainnya. Tubuh yang sehat dapat membentuk lingkungan yang akan melawan pengembangan sel kanker and mendukung sistem imun yang kuat. Gaya hidup sehat untuk mencegah kanker dapat dilakukan dengan nutrisi yang cukup, aktivitas fisik, tidur cukup, menghindari toksin seperti rokok atau alkohol, dan perilaku positif (thing positive, feel positive, and live positive).
Kemudian dr. I Putu Oka Dharmawan, MARS (Direktur RS Ari Canti) memaparkan Usada Bali as Holistic Approach to Support Health Journey. UU No 17 / 2013 tentang Kesehatan juga mendukung pelayanan kesehatan tradisional yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif. Di Bali, model yankestrad terintegrasi mengacu pada konsep Panca Maya Kosa (Taitriya Upanishad) dan Tri Sarira (Atma Bodha, Sang Hyang Maha Jnana Tatwa), tahapan penyakit (Yoga Vasista), arah regulasi nasional (integrasi dan saintifikasi / kesejajaran), serta menyediakan rumah (kesehatan tradisional terintegrasi (barat dan timur), kesehatan tradisional empiris, komplementer dan integrasi). Terdapat sistem kesehatan tradisional Bali / Nusantara / Sindu Saraswati Civilization yang dapat membantu meringankan keluhan dan meningkatkan kondisi kesehatan rakyat Bali. Yankestrad Integrasi merupakan awal pengembangan wellness / medical wellness. Usadha Bali dapat dilakukan dengan tapa brata (transformasi dan disiplin diri) dengan tahapan seni mengenali dan memahami diri / Mulat Sarira, seni mentransformasi diri / Wishya Matemahan Amerta, dan seni merawat diri dengan menggunakan herbal, loloh, boreh / lulur, ataupun minyak pijat tradisional. Modalitas usadha yaitu Taru Premana (Penggunaan tanaman sebagai makanan, minuman, bumbu untuk manfaat terapi/suplemen), Sato pramana (Penggunaan bahan hewani untuk manfaat terapi / suplemen), Mustika Pramana (Penggunaan batu/kristal untuk mengelola lapisan energi), Bayu Pramana (Penggunaan napas, suara, aksara, untuk perubahan lapisan energi), dan Jiwa Pramana (Meditasi, masuk kedalam diri, memahami diri, mentransformasi diri). Terkait dengan yankestrad integrasi dalam hubungannya dengan medical wellness, RS Ari Canti menawarkan berbagai produk medical wellness untuk senior people, olahragawan, office wellness, dan klub yoga (yoga, pranayama).
Topik terakhir pada sesi pertama ini adalah Interkolaborasi Nakes dalam Pelayanan Wellness yang disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, DFM, S.H., M.Si., Sp.F (K) (Ilmu kedokteran Forensik dan Medikolegal FKUI/RSCM, Ketua PPKESTRAKI). Pelayanan wellness bertujuan untuk sehat dan bahagia sejati secara fisik, mental, sosial, dan spiritual. Disini perlu integrasi dan sinergi dari sisi biomedik dan biokultural seperti jamu medik konvensional dengan produk kesehatan non tradisional (estetik, restoratif, rekreasi). Dalam praktiknya, perlu juga adanya interkolaborasi antar tenaga medis, tenaga kesehatan dengan klien atau pasien dan produk yang digunakan. Jamu sebagai salah satu ikon wellness untuk minuman, estetika, dan kebugaran dapat dipromosikan melalui interkolaborasi tenaga medis dan tenaga kesehatan sebagai pegiat dari simbol budaya lokal yang menjadi kepercayaan internasional.
Sesi kedua dilanjutkan oleh dr. Yurika Litamos, M. Biomed (AAM), Acp.,C/CMT, FINEM, ABAARM (Anti Aging, Wellness and Functional Medicine Consultant at COSMED) yang memaparkan tentang functional medicine dengan melihat seseorang tidak hanya dari tubuh, namun juga pikiran dan jiwa yaitu mental, spiritual, dan emosional. Pikiran, tubuh, dan emosi merupakan hal kesatuan yang dapat memicu mental dan emosional. Potensi pengurangan hal-hal negatif adalah dengan menghindari merokok dan minum alkohol. Lebih dari 80% penyembuhan dapat dikaitkan dengan koneksi pikiran-tubuh dan proses alami lainnya. Terdapat interkonektivitas antara mikrobiota-usus-otak dan juga antara jantung dan otak. Signal dari jantung dapat mempengaruhi otak dalam pengambilan keputusan, kreativitas, dan pengalaman emosional. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan interkonektivitas antara usus-otak-jantung diantaranya mandi air dingin, pijat, pernapasan diafragma dalam, olahraga, yoga, dan meditasi. Bersenandung, bernyanyi, berbicara, dan berkumur dapat meningkatkan vagal tone. Tertawa dan rasa dihargai dapat meningkatkan saraf vagus, memproduksi endorfin, dan mendorong hormon anti-aging, serta memperbaiki kualitas tidur. Kecantikan, kebugaran fisik, dan kesehatan, kesemuanya itu berasal dari ketenangan pikiran.
Selanjutnya, A Healing Mindset and Emotional Resiliency and Practical Demo Cancer Aware Massage disampaikan oleh Julie Bach (Founder Wellness for Cancer). Masalah umum yang sering dihadapi penyintas kanker seperti kelelahan, kurangnya aktivitas fisik, kurangnya nutrisi, masalah tidur, kesulitan berpikir atau fokus, dan stres akan berdampak pada masalah penampilan, nyeri sendi, perubahan hormon, gangguan limfa, masalah berat badan dan metabolisme, serta resiko penyakit kardiovaskular. Pasien kanker membutuhkan dukungan dari sisi physical wellbeing, social wellbeing, physchological wellbeing, spiritual wellbeing, and emotional wellbeing. Wellness prescribing yang dapat direkomendasikan yaitu langkah (1) Menenangkan sistem saraf : menenangkan pikiran agar mendapatkan akses terhadap fungsi otak, (2) Menggabungkan mindfulness: mengambil kembali kendali dan fokus pada apa yang terjadi saat ini – tanpa menghakimi, (3) Belajar menangani tekanan : keterampilan toleransi terhadap tekanan membantu individu belajar mengelola tekanan dengan cara yang sehat. Cara terbaru lainnya yang dapat dilakukan adalah bagaimana menghadapi kehidupan yang sedang dijalani saat ini.
Topik terakhir pada sesi kedua ini disampaikan oleh John T.G. Nielsen (General Manager & Nutritional Advisor at Fivelements Retreat Bali) yang memaparkan Taking Time Away to Reconnect dengan menjalani hidup dalam harmoni. Wellness untuk penderita kanker dapat dilakukan melalui berlibur yang dapat memperbaiki suasana hati. Menghadapi pasien kanker dengan memberikan nutrisi cukup, detoksifikasi, relaksasi (pijat), olah pikiran, yoga, melancarkan energi, ataupun water healing. Technostress – digital detox, forest healing dapat berkontribusi pada kesejahteraan fisik, mengurangi tekanan darah tinggi, detak jantung, maupun ketegangan otot. Makanan juga penting untuk mendukung nutrisi dan bagaimana makanan dapat menyembuhkan dengan herbal alami dan rempah-rempah. Berbicara mengenai keseimbangan tentunya terkait dengan diet, istirahat, dan penyembuhan. Menggunakan pendekatan wellness secara holistik seperti bersyukur, merasakan, memberi, berjalan kaki, menolong, meditasi, makan dengan baik, bersosialisasi, berolahraga, bertekad, beristirahat, dan tersenyum dapat berkontribusi pada kesejahteraan seseorang. Aktivitas wellness juga dapat membantu pemerintah untuk mencegah pengeluaraan pembiayaan kesehatan yang lebih besar. (EL)